• Tetes atau molasses adalah produk sisa (by product) pada cara kerja pembuatan gula. Tetes didapatkan dari hasil pemisahan sirup low grade dimana gula dalam sirup hal yang demikian tak bisa dikristalkan lagi. Pada pemrosesan gula tetes yang dibuat sekitar 5 – 6 % tebu, sehingga untuk pabrik dengan kapasitas 6000 ton tebu per hari menjadikan tetes sekitar 300 ton hingga 360 ton tetes per hari. Pemakaian masih mengandung gula, tetes sungguh-sungguh tak sesuai untuk dikonsumsi sebab mengandung kotoran-kotoran bukan gula yang berbahaya kesehatan. Penerapan tetes beberapa besar untuk industri fermentasi seperti alcohol, pabrik MSG, pabrik pakan ternak dan lainnya. 

    Cara biasa tetes yang keluar dari sentrifugal memiliki brix 85 – 92 dengan zat kering 77 – 84 %. Sukrosa yang terdapat dalam tetes bervariasi antara 25 – 40 %, dan kadar gula reduksi nya 12 – 35 %. Untuk tebu yang belum masak umumnya kadar gula reduksi tetes lebih besar ketimbang tebu yang telah masak. Komposisi yang penting dalam tetes yakni TSAI ( Sesudah Sugar as Inverti ) merupakan gabungan dari sukrosa dan gula reduksi. Kadar TSAI dalam tetes berkisar antara 50 – 65 %. Angka TSAI ini sungguh-sungguh penting bagi industri fermentasi sebab link sbobet alternatif semakinbesar TSAI akan kian menguntungkan, walaupun bagi pabrik gula kadar sukrosa memperlihatkan banyaknya kehilangan gula dalam tetes. 

    Komposisi Tetes

    Tetes adalah bahan yang kaya akan karbohidrat yang gampang larut (48-68)%, kandungan mineral yaqng cukup dan disukai ternak sebab baunya manis. Cara itu tetes juga mengandung vitamin B komplek yang sungguh-sungguh bermanfaat untuk sapi yang masih pedet. Tetes mengandung mineral kalium yang sungguh-sungguh tinggi sehingga pengaplikasiannya pada sapi patut diatur optimal 1,5-2 Kg/ekor/hari. Penerapan tetes sebagai pakan ternak sebagai sumber tenaga dan meningkatkan nafsu makan, kecuali itu juga untuk meningkatkan mutu bahan pakan dengan peningkatan tenaga cernanya. Jika takaran melebihi batas atau sapi belum terbiasa karenanya menyebabkan kotoran menjadi lembek dan tak pernah dilaporkan terjadi kematian sebab keracunan tetes. 

    Pembuatan bioethanol molase via tahap pengenceran sebab kadar gula dalam tetes tebu terlalu tinggi untuk cara kerja fermentasi, oleh sebab itu perlu diencerkan secara khusus dulu. Kadar gula yang diharapkan kurang lebih yakni 14 %. Kemudian dijalankan penambahan ragi, urea dan NPK kemudian dijalankan cara kerja fermentasi. Progres fermentasi berjalan kurang lebih selama 66 jam atau kaprah-kaprah 2.5 hari. Salah satu pertanda bahwa fermentasi telah selesai yakni tak nampak lagi adanya gelembung-gelembung udara. Kadar etanol di dalam cairan fermentasi kurang lebih 7% – 10 %. Sesudah cara kerja fermentasi selesai, masukkan cairan fermentasi ke dalam evaporator atau boiler dan suhunya dipertahankan antara 79 – 81oC. Pada temperatur ini etanol telah menguap, namun air tak menguap. Uap etanol dialirkan ke distilator. Bioetanol akan keluar dari pipa pengeluaran distilator. Distilasi pertama, umumnya kadar etanol masih di bawah 95%. Jika kadar etanol masih di bawah 95%, distilasi perlu diulangi lagi sampai kadar etanolnya 95%. Jika kadar etanolnya telah 95% dijalankan dehidrasi atau penghilangan air. Untuk menghilangkan air dapat memakai kapur tohor atau zeolit sintetis. Sesudah itu didistilasi lagi sampai kadar airnya kurang lebih 99.5%.


    votre commentaire



    Suivre le flux RSS des articles
    Suivre le flux RSS des commentaires